A. Model-model Pembelajaran Kurikulum 2013
1.
Pengertian Model Pembelajaran
Menurut
Joice & Wells, model pembelajaran adalah keangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam implementasi pembelajaran yang disusun secara sistematis
untuk mencapat tujuan belajar
menurut
Arends dalam Trianto, model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:
a.
Rasional teoretis logis
yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya
b.
Landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan
dicapai).
c.
Tingkah laku mengajar
yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil
d.
Lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
2.
Jenis-jenis model
Pembelajaran
Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang
Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum
2013 adalah :
1)
Pembelajaran Penemuan
(Discovery Learning)
Model pembelajaran Discovery Learning mengarahkan
siswa untuk memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005: 43)
Langkah-langkah Pembelajaran
Dscovery Learning :
a.
Menciptakan stimulus/
rangsangan (Stimulation)
Kegiatan penciptaan stimulus dilakukan pada saat siswa
melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat,
mendengar, membaca, atau menyimak
b.
Menyiapkan pernyataan
masalah (Problem Statement)
Setelah dilakukan stimulasi, langkah selanjutnya
adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin agendaagenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
atau opini atas pertanyaan masalah) (Syah, 2004: 244)
c.
Mengumpulkan data (Data
Collecting)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
relevan dalam rangka membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244)
d.
Mengolah data (Data
Processing)
Menurut Syah (2004: 244) pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh siswa baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan
e.
Memverifikasi data
(Verrification)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan
sebelumnya dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing
(Syah, 2004: 244)
f.
Menarik kesimpulan
(Generalization)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah, 2004: 244)
3.
Pendidkan Berbasis
Proyek (Project Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning
atau PjBL)) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai
inti pembelajaran.
Langkah Pembelajaran
1)
Menyiapkan pertanyaan
atau penugasan proyek
2)
Mendesain perencanaan
proyek
3)
Menyusun jadwal
4)
Memonitor kegiatan dan
perkembangan proyek
5)
Menguji hasil
6)
Mengevaluasi kegiatan/
pengalaman
Manfaat model pembelajaran project
based learning
1)
Meningkatkan motivasi
belajar, mendorong kemampuan siswa melakukan pekerjaan penting, artinya mereka
perlu dihargai.
2)
Mengembangkam kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis.
3)
Mengembangkan
keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan sumberdaya.
4)
Memberikan pengalaman
kepada siswa dalam pembelajaran, praktik, dalam mengorganisasi proyek, dan
membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
5)
Melibatkan siswa untuk
belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
6)
Membuat suasana belajar
menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun guru menikmati proses pembelajaran
4.
Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan sebuah model pembelajaran
yang menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik (bersifat kontekstual) sehingga merangsang peserta didik untuk belajar
Langkah-langkah Pembelajaran
a)
Mengorientasi peserta
didik pada masalah
Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini,
yaitu:
(1)
Tujuan utama pengajaran
tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada
belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi
siswa yang mandiri.
(2)
Permasalahan dan
pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah
masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali
bertentangan.
(3)
Selama tahap penyelidikan
(dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari
informasi. Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, sedangkan
siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya.
(4)
Selama tahap analisis
dan penjelasan, siswa didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka.
Semua peserta didik diberi peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan
menyampaikan ide-ide mereka.
b)
Mengorganisasikan
kegiatan pembelajaran
c)
Membimbing penyelidikan
mandiri dan kelompok
d)
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
e)
Analisis dan evaluasi
proses pemecahan masalah
5.
Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching Learning)
Pembelajaran
Kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL) adalah sebuah sistem
belajar yang didasarkan pada filosofi konstruktivistik
Terdapat lima (5)
karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan CTL:
a)
Dalam CTL pembelajaran
merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activing knowledge)
b)
Pembelajaran yang
kontekstual adalah pembelajaran dalam rangka memperoleh dan menambah
pengetahuan baru (acquiring knowledge)
c)
Pemahaman pengetahuan
(understanding knowledge) berarti pengetahuanyang diperoleh bukan untuk
dihafal, melainkan untuk dipahami dan diyakini
d)
Mempraktikkan
pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge). Artinya, pengetahuan
dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan
nyata.
e)
Melakukan refleksi
(reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan
1.
Pembelajaran Inkuiri
(Inquiry Learning)
Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri
Ciri-ciri pembelajaran inkuiri :
1)
menekankan kepada
aktivitas siswa secara maksimal untukmencari dan menemukan
2)
seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri (self belief
3)
tujuan dari
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental
prinsip-prinsip pembelajaran
Inkuiri :
1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
2) Prinsip Interaksi
3) Prinsip bertanya
4) Prinsip belajar untuk berfikir
Langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran Inkuiri
a.
Merumuskan masalah
b.
Mengembangkan hipotesis
c.
Menguji jawaban tentative
d.
Menarik kesimpulan
e.
Menerapkan kesimpulan
dan generalisasi
2.
Science, Technology,
Engeneering, dan Mathematics (STEM)
Pendekatan STEM merupakan salah satu inovasi
pembelajaran yang berkembang di Era Revolusi Industri 4.0.
a.
Melakukan analisis
Kompetensi Dasar (KD)
b.
Mengidentifikasi topik
yang sesuai dengan KD
c.
Merumuskan indikator
pencapaian kompetensi
d.
Melakukan analisis
materi STEM
Penerapan STEM dalam pembelajaran harus menekankan
beberapa aspek
yaitu:
a.
Mengajukan pertanyaan dan menjelaskan masalah;
b.
Mengembangkan dan menggunakan model;
c.
Merancang dan melaksanaan penelitian;
d.
Menginterpretasi dan menganalisis data;
e.
Menggunakan pemikiran matematika dan komputasi.
2. Langkah Pemilihan Model
Pembelajaran
Pemilihan
model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
a.
Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan
menurut kategori faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
b.
Karakteristik keterampilan yang tertuang pada
rumusan kompetensi dasar dari KI 4.
c.
Pemilihan ketiga model tersebut
mempertimbangkan sikap yang dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun
sikap sosial (KI-2)
A.
Technological Pedagogical Content Knowledge
(TPACK)
TPACK adalah
sebuah framework (kerangka kerja) dalam mendesain model pembelajaran baru bagi
guru atau calon guru dengan menggabungkan tiga aspek utama yaitu teknologi,
pedagogi dan konten/materi pengetahuan
Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK) mempunyai tiga komponen utama yaitu:
technological knowledge, pedagogical knowledge dan content knowledge.
B.
Metode Pembelajaran
1.
Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Sudjana
dalam Nur Khasanah, metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran
2.
Jenis-jenis Metode
Pembelajaran
1)
Metode Examples non Examples
2)
Metode Picture and Picture
3)
Metode Numbered Heads Together
4)
Metode Cooperative Script
5)
Metode Jigsaw
6) Metode Mind Mapping
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Metode Pembelajaran
Ada beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode pembelajaran, yaitu:
a.
Tujuan pembelajaran
b.
Materi pembelajaran
c.
Karakteristik siswa
d.
Karakteristik Guru.
e.
Media pembelajaran
Komentar
Posting Komentar