Keluarga merupakan sosialisasi primer yang artinya lingkungan
masyarakat pertama yang dikenal seseorang ketika lahir. Sebagai media
sosialisasi primer, sudah tentu keluargalah yang paling berpengaruh membentuk
karakter dalam diri seseorang. Bagaimana orang itu hidup, bagaimana cara
bersosialisasi dengan masyarakat, bagaimana menyelesaikan masalah, dan semua
hal lain yang berkaitan dengan kehidupan kita adalah karena faktor keluarga.
Banyak orang yang
sukses dalam hidupnya adalah karena pendidikan dalam keluarganya yang selalu
mengajarkan cara-cara yang baik dan benar dalam menjalani hidup. Namun banyak
pula orang yang hidupnya hancur dan berantakan juga karena pendidikan dalam
keluarganya yang mengajarkan cara-cara yang tidak seuai dengan tata cara yang
berlaku.
Saat ini keluarga
muslim dalam ancaman liberalisasi. Liberalisasi ini diperjuangkan oleh kaum
liberal-feminis yang membawa dampak buruk bagi keluarga dan masyarakat. Fakta
menunjukan, bahwa pengaruh feminisme sekuler dan liberalisme telah membawa
kerusakan bagi tatanan fungsi dan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat
sekaligus mengakibatkan hancurnya tatanan sosial masyarakat secara keseluruhan.
Hal ini
disebabkan karena kebebasan yang ditawarkan feminisme-liberalisme berakibat
pada runtuhnya struktur keluarga. Menignkatnya angka perceraian, fenomena
merebaknya free sex, meningkatnya kasus aborsi, dilema wanita karir, pelecehan
seksual, anak-anak bermasalah karena broken home dan lain—lain.
Berangkat dari
fakta diatas, penting sekali bagi kita berupaya menyelamatkan keluarga muslim
dari kehancuran. Karena keluarga memiliki posisi dan peran penting dalam
membangun sebuah tatanan masyarakat. Kehancuran keluarga sedikit banyak akan
memberi pengaruh terhadap kerusakan masyarakat.
Keluarga
merupakan institusi terkecil dalam masyarakat, di dalam keluarga umumnya terdiri
dari, ayah, ibu dan anak. Keluarga memiliki peran yang penting di dalam
pembentukan sebuah masyarakat. Pendidikan di keluarga adalah pendidikan awal
dan utama bagi seorang manusia. Keluarga adalah pemberi pengaruh pertama pada
anak manusia. Disamping itu juuga keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan
sendi-sendi yang fundamental.
Keluarga dalam
islam memiliki dua fungsi yakni fungsi internal dan fungsi eksternal. Fungsi
internal keluarga yakni interaksi antar anggota keluarga (suami, istri, dan
anak) yang saling sayang menyayangi dengan motivasi ruhiyah/ibadah. Selain itu
mereka berusaha untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan dalam keluarga.
Sedangkan fungsi
eksternal keluarga adalah setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab
terhadap bangunan masyarakat yang kuat dan lurus (Islami), karena keluarga
merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Setiap anggota keluarga bahu-membahu
untuk memainkan peranan turut membangun masyarakat yang bahagia dan sejahtera
dalam naungan sistem yang lurus (Islami).
Berteladan kepada
keluarga Nabi Muhammad SAW, bahwa keluarga beliau adalah keluarga pejuang.
Teladan terbaik bagi manusia seluruhnya, kaum muslim semestinya juga membangun
keluarga pejuang. Secara internal berjuang mencapai kebahagiaan dan
kesejahteraan setiap anggota keluarga. Sedangkan secara eksternal memberikan
kesempatan sebesar-besarnya kepada setiap anggota keluarga untuk ambil bagian
dalam perjuangan perbaikan masyarakat. Di dalam keluarga yang menyatu antara
fungsi internal dan eksternal akan benar-benar terwujud keluarga sakinah secara
nyata dalam kehidupan.
Keluarga memiliki
peran strategis dalam proses pendidikan anak dan umat manusia. Keluarga lebih
kuat pengaruhnya dari sendi-sendi yang lain. Sejak awal masa kehidupan seorang
manusia, lebih banyak mendapat pengaruh dari keluarga. Sebab waktu yang
dihabiskan di keuarga lebih banyak dari pada tempat lain.
Pada hakikatnya
pendidikan dikeluarga merupakan pendidikan sepanjang hayat, pembinaan dan
pengembangan kepribadian serta penguasaan ilmu/tsqafah islam dilakukan melalui
pengalam hidup sehari-hari dan dipengaruhi oleh sumber belajar yang ada di
keluarga, terutama ibu dan bapaknya.
Begitu pentingnya
pembinaan dan pendidikan di dalam keluarga, pendidikan anak sejak dini di dalam
keluarga akan tertanam secara kuat pada diri seorang anak. Sebab pengalam hidup
pada masa masa awal umur manusia akan membenruk ciri khas, baik dalam tubuh
maupun pemikiran yang bisa jadi tidak ada yang dapat mengubahnya sesudah masa
itu.
Untuk itu,
keluarga secara langsung atau tidak, turut mempengaruhi jati diri sebuah
masyarakat. Dari keluargalah lahir generasi manusia yang bermastabat memiliki
rasa kasih sayang dan saling tolong menolong diantara mereka. Dengan begitu
akan terciptalah tatanan kehidupan masyarakat yang kuat, yang didukung
keluarga-keluarga yang harmonis dan berkasih sayang karena memiliki pemikiran
yang benar (ideologis) sebagai pondasinya.
Hal penting
lainnya yang tidak bisa di abaikan dalam pembentukan keluarga yang kuat dan
ideologis adalah peran sistem yang mendukung hal tersebut. Sebab, sekuat apapun
kita melindungi keluarga dengan ide-ide islam dan pembinaan yang intensif
kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya namun sistem yang berlaku
ditengah kehidupan keluarga itu tidak menggunakan aturan-aturan islam maka
sulit bagi bangunan keluarga yang kokoh bisa bertahan.
Sebab gempuran
dari luar akan senantiasa menghadang baik berupa pemikiran-pemikiran yang
bertentangan yang bisa mempengaruhi tingkah laku dan moral anggota keluarga
maupun rintangan berupa sulitnya pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik
anggota keluarga. Dari sinilah biasanya muncul tindak kriminalitas dan
penyimpangan sosial lainnya.
Untuk itu
penataan kehidupan yang benar berkaitan dengan semua urusan masyarakat sangat
diperlukan. Dengan sistem politik Islamlah semua ini bisa terwujud. Sistem
politik Islam memilik kemampuan untuk memberikan solusi atas persoalan, baik
menyangkut persoalan individu, keluarga maupun masyarakat. Dengan begitu kaum
muslim bisa keluar dari keterpurukannya dan sekaligus bangkit kembali sebagai
umat terbaik yang tegas diatas keluarga-keluarga yang kuat.
Komentar
Posting Komentar