KISAH CINTA TRAGIS

Presiden AS Andrew Jackson dan Rachel Donelson

Rachel Donelson adalah Ibu Negara Amerika Serikat yang paling kontroversial. Ia menikahi Lewis Robard, tuan tanah dari Kentucky dan bercerai pada 1790, sebelum menjadi istri Andrew Jackson pada 1791.

Rachel percaya mantan suaminya telah mengurus proses perceraiannya. Namun, nyatanya, Lewis Robards tak secara resmi mengajukan cerai hingga 1793. Secara teknis, ia menjalani bigami -- menikah dengan 2 pria sekaligus.

Sontak, fakta itu menghebohkan. Di masa itu, bahkan perceraian yang mulus dianggap skandal.

Lawan politik  Andrew Jackson, para pendukung John Quincy Adams,  menggunakan masa lalu Rachel sebagai amunisi untuk menghalanginya maju sebagai presiden. Menyebutnya sebagai perempuan 'tak bermoral'.

Meski dilanda cobaan berat, baik Andrew Jackson maupun Rachel tetap bersatu. Setelah urusan beres, mereka menikah ulang pada 1794.

Namun, tekanan akibat masalah tersebut diduga membuat kesehatan Rachel bermasalah. Ia tak pernah melihat orang yang ia cintai menjadi presiden. Dua bulan sebelum Andrew Jackson disumpah menjadi Presiden ke-7 AS, ia meninggal akibat serangan jantung pada 22 Desember 1828.

Jackson yang sangat terpukul dengan kepergian istri tercinta dilaporkan tak beranjak dari sisi jasad Rachel, berharap ia akan hidup lagi.  Pada hari pemakaman Rachel, sekitar 10 ribu orang berkumpul. Kulit hitam dan putih, kaya ataupun miskin, sebuah simbol demokrasi yang dikampanyekan Andrew Jackson -- yang punya slogan terkenal, "Berikan pemerintahan kepada rakyat.".

Jasad Rachel dibalut gaun dan sandal putih, yang rencananya akan ia kenakan dalam pelantikan sang suami sebagai presiden.

Dalam sambutannya, Jackson yang berduka bicara, "Saat ini aku adalah Presiden AS dan dalam waktu tak lama aku akan memajukan negaraku. Aku bersyukur diberi kesempatan untuk membuatnya berada di sisiku di tempat yang terhormat, namun Yang Maha Kuasa lebih tahu, apa yang terbaik baginya," demikian seperti Liputan6.com kutip dari Firstladies.org.

Sejumlah media massa yang sebelumnya menyerang Rachel Jackson kini berduka atas kepergiannya. Salah satunya edisi 23 Desember 1828 Nashville Whig.  Sementara, The Washington Telegraph menulis bahwa," AS telah kehilangan salah satu bagiannya yang penting."

Komentar