a. Eupathorium triplinerve vahl (Daun panahan, godong prasman, jakut prasman).
Tanaman ini banyak digunakan dalam barisan memotong lereng atau menurut kontur serta pelindung sisi galengan atau teras dan parit. Tanaman menghasilkan bahan organik yang tebal pada lapisan atas tanah. Tumbuh baik sekalipun pada tanah miskin, tahan terhadap naungan dan pemangkasan. Perkembangbiakan dilakukan dengan jarak 5 cm. tanaman tidak dimakan ternak.
b. Salvia accidentalis Schwartz (Langon, Legetan, Randa nunut)
Banyak yang digunakan diperkebunan kopi dan karet, mula-mula digunakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra untuk melindungi tanah dari erosi pada kebun muda dan ditanam pada tepi teras.
c. Ageratum maxicanum Sims.
Pada perkebunan karet di daerah yang berelevasi tinggi, dianjurkan ditanam bersama-sama dengan C. pubescens atau C. plumieri Benth. DIperbanyak dengan turus dengan garis berjarak 1 m pada awal musim hujan, sedangkan kedua centrosema tadi disebarkan pada akhir musim kemarau. Efek dari kombinasi yang dilakukan adalah tanaman segera akan tumbuh mengalahkan leguminosae selama musim hujan dan mati pada musim kering. saat itu, centrosema berkesempatan memanjat batang yang telah mati tersebut dan memberi perlindungan yang baik.
Selama perlindungan Vegetatif, A. Maxicanum membentuk biji yang cukup banyak untuk tumbuh dengan baik pada musim hujan berikutnya. Dengan demikian, terjadilah pergiliran alami yang mudah pemeliharaaannya dan memberikan perlindungan yang baik terhadap tanah. Bila A. Maxcicanum dipangkas secara kontinu, akan membentuk kuncup yang baru dan tidak dapat dikalahkan oleh centrosema. Sistem perakaran A. Maxicanum yang dipangkas secara kontinu akan membentuk kuncup yang baru dan tidak dapat dikalahkan oleh centrosema.
A. maxicanum diimpor dari amerika dengan sistem perakaran mencapai 20cm. A. maxicanum tumbuh pada ketinggian sampai 350 mdpl, lebih menyukai keadaan basah daripada kering, tetapi bukan rawa rawa. tumbuh baik pada tempat yang terlindung sinar matahari sedang. A maxicanum pertama kali digunakan di Indonesia pada kebun kopi dan teh. A. maxicanum memberikan hasil yang baik dalam menstabilkan tanah dan merupakan bahan mulsa.
Tanaman ini banyak digunakan dalam barisan memotong lereng atau menurut kontur serta pelindung sisi galengan atau teras dan parit. Tanaman menghasilkan bahan organik yang tebal pada lapisan atas tanah. Tumbuh baik sekalipun pada tanah miskin, tahan terhadap naungan dan pemangkasan. Perkembangbiakan dilakukan dengan jarak 5 cm. tanaman tidak dimakan ternak.
b. Salvia accidentalis Schwartz (Langon, Legetan, Randa nunut)
Banyak yang digunakan diperkebunan kopi dan karet, mula-mula digunakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra untuk melindungi tanah dari erosi pada kebun muda dan ditanam pada tepi teras.
c. Ageratum maxicanum Sims.
Pada perkebunan karet di daerah yang berelevasi tinggi, dianjurkan ditanam bersama-sama dengan C. pubescens atau C. plumieri Benth. DIperbanyak dengan turus dengan garis berjarak 1 m pada awal musim hujan, sedangkan kedua centrosema tadi disebarkan pada akhir musim kemarau. Efek dari kombinasi yang dilakukan adalah tanaman segera akan tumbuh mengalahkan leguminosae selama musim hujan dan mati pada musim kering. saat itu, centrosema berkesempatan memanjat batang yang telah mati tersebut dan memberi perlindungan yang baik.
Selama perlindungan Vegetatif, A. Maxicanum membentuk biji yang cukup banyak untuk tumbuh dengan baik pada musim hujan berikutnya. Dengan demikian, terjadilah pergiliran alami yang mudah pemeliharaaannya dan memberikan perlindungan yang baik terhadap tanah. Bila A. Maxcicanum dipangkas secara kontinu, akan membentuk kuncup yang baru dan tidak dapat dikalahkan oleh centrosema. Sistem perakaran A. Maxicanum yang dipangkas secara kontinu akan membentuk kuncup yang baru dan tidak dapat dikalahkan oleh centrosema.
A. maxicanum diimpor dari amerika dengan sistem perakaran mencapai 20cm. A. maxicanum tumbuh pada ketinggian sampai 350 mdpl, lebih menyukai keadaan basah daripada kering, tetapi bukan rawa rawa. tumbuh baik pada tempat yang terlindung sinar matahari sedang. A maxicanum pertama kali digunakan di Indonesia pada kebun kopi dan teh. A. maxicanum memberikan hasil yang baik dalam menstabilkan tanah dan merupakan bahan mulsa.
Komentar
Posting Komentar