Akibat dari seorang istri yang mengucapkan “Suamiku ceraikanlah aku”.






      Pernikahan adalah gerbang banyak perbaikan yang bisa kita gapai. Apalagi bagi kita sahabat muslim, pernikahan merupakan separuh dari agama ini. Maka tujuan pernikahan selain untuk mencari ridho Allah yaitu mewujudkan keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Namun bukan berarti keluarga yang harmonis adalah suatu keluarga yang tak pernah ada masalah dalam rumah tangga, namun keluarga harmonis adalah keluarga yang mampu mensikapi permasalahan yang datang dengan baik dan benar.
      Mampu tahan tetap menuju arah yang tepat walaupun badai menghadang, terpaan ombak tidak mampu membelokan arahnya, bahkan segala goncangan dirasakan bak ayunan yang mengasyikan.
      Keutuhan ikatan pernikahan harus dijaga suami dan istri, keduanya harus saling menjaga komunikasi dengan baik. Jangan sampai ikatan yang terangkai akan dibiarkan terurai. Pernikahan adalah bersatunya dua hati untuk saling melengkapi kekurangan, saling memahami dan saling menasihati dalam kesabaran. Dengan demikian insya Allah akan terbangun sebuah mahligai keluarga yang sakinah mawadah warahmah.
      Permasalahan dalam rumah tangga akan selalu hadir silih berganti, karena Allah akan selalu menguji hambanya sesuai dengan kadar keimanan seseorang. Maka sebagai seorang muslim haruslah mampu menghadapi masalah yang hadir ditengah-tengah keluarga dengan penuh kesabaran. Namun demikian, terkadang kesabaran akan runtuh bersamaan dengan derasnya arus ujian rumah tangga yang bergejolak. Bila kita kurang mampu menghadapi ujian dalam rumah tangga sangat mungkin sekali bahtera rumah tangga itu akan pecah tak beraturan dan tidak mungkin terselamatkan lagi.
      Perceraian merupakan kata yang tidak diinginkan semua orang namun kenyataannya angka perceraian semakin meningkat. Hal ini bisa kita lihat dari besarnya tingkat perceraian yang terjadi pada masa saat ini dengan sebab yang beragan. Namun dari perceraian yang terjadi terdapat fakta yang aneh. Ternyata dari semua perceraian tersebut terdapat beberapa kasus yang dipicu permasalahan yang sepele atau hanya berdasarkan pada prasangka saja.
      Namun tak bisa kita pungkiri seorang istri terkadang dalam menyikapi permasalahan yang hadir dengan sikap yang terkesan tergesa-gesa dan lebih mengedepankan emosinya dibanding dengan akal dan ilmunya. Sering kali dipuncak pertikaian seorang istri terlanjur meminta cerai carai kepada suami baik dengan kalimat langsung maupun dengan kiasan.
      Jangan sampai kata-kata yang keluar adalah permohonan perceraian kepada suami, karena jika suami mengiyakan maka jatuhlah khuluk (perceraian yang diinginkan dari pihak istri) dan pasangan ini tidak bisa kembali lagi kecuali dengan hal-hal tertentu. Den lebih berbahaya lagi jika sebab permasalahn tersebut disebabkan masalah yang tidak semestinya seorang istri sampai meminta cerai. Bila ini terjadi sangatlah berat dosa yang akan dirasakan istri tersebut.
      Dan ketahuilah, Rasulullah SAW telah bersabda mengenai hal ini dengan sabdanya, Artinya : Rasulullah SAW bersabda: siapapun wanita yang meminta cerai kepada suaminya bukan karena kesalahan, maka haram baginya bau surga. (H.R Abu Dawud).
      Sungguh sangat mengerikan akibat yang diterima seorang istri yang meminta cerai kepada suaminya tanpa disertai alasan syar’i. Allah akan mengharamkan bainya bau surga. Padahal bau surga mampu dicium dari jarak sekian dan sekian. Jumhur menjelaskan makna sekian dan sekian yaitu ukurannya yang tidak bisa dihitug oleh manusia.
      Sungguh akibat yang sangat fatal sekali dalam kehidupa dunia dan lebih-lebih dalam kehidupan akherat. Surga yang merupakan impian bagi setiap insan yang beriman ternyata tidak bisa digapai hanya karena kita salah dalam bersikap dan kurang pandai menjaga lisan. Wallahua’lam.

Komentar