Manfaat Sarapan Pagi Bagi Anak






              Tak bisa dipungkiri, keterbatasan waktu membuta hidup masyarakat kota, terutama kota-kota besar cenderung serba terburu-buru, termasuk dalam urusan sarapan hanya karena takut terlambat sekolah. Padahal, ungkap pakar gizi, Dr. Leane, M.sc, menu sarapan hendaknya memiliki komposisi gizi cukup dan seimbang.
                Leane mengingatkan pentingnya sarapan sebagai makanan pertama yang masuk ke dalam perut setelah sepanjang malam tidur. Makanan inilah yang kemudian diandalkan sebagai cadangan energi untuk kelangsungan aktivitas anak dirumah atau di sekolah. “sarapan memasok kebutuhan energi cukup besar ke dalam tubuh, sekitar 35%. Kalau pola makannya empat kali sehari, maka sarapan memasok 25% kebutuhan energi.”
                Sarapan juga berperan melindungi tubuh terhadap dampak negatif kondisi perut kosong selama berjam-jam. Coba deh hitung, kala bangun tidur lambung anak sudah kosong selama sekitar 10 jam. Nah, kosongnya lambung inilah yang membuat kadar gula darah dalam tubuh anak akan turun drastis. Soalnya, kadar gula darah hanya tahan 2 jam. Setelah itu, yang bersangkutan mesti mengisi perutnya kembali agar tubuhnya bisa beraktifitas secara optimal. Kalau kebiasaan buruk tak sarapan di pertahankan, bukan tidak mungkin anak akan menunjukan gejala hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah). Gejalanya antara lain rendahnya kemampuan berkonsentrasi, cepat lelah, dan mudah mengantuk. Akibatnya, kemampuan anak menangkap pelajaran pun jadi rendah. Akibat lemas, anak jadi cenderung lamban dan tidak kreatif dalam berfikir
                Tidak Gampang Sakit
                Disamping itu, anak-anak usia ini sedang mengalami pertumbuhan pesat, jika porsi makannya tidak sesuai dengan kebutuhan, besar kemungkinan perkembangan anak jadi tidak optimal. Terlebih bila komposisi sarapannya tidak mengandung gizi cukup dan seimbang, peluang anak mengalami keterlambatan pertumbuhan jadi semakin besar. Hal ini bisa dilihat dari besar badan dan tinggi badan anak yang tidak ideal sesuai umurnya.
                Habis Makan Mengantuk.
                Namun Leane mengingatkan, lambung anak memiliki daya tampung terbatas. Oleh karenanya asupan makanan yang terlalu banyak juga berdampak kurang baik. Penuhnya lambung justru akan memaksa oksigen dalam tubuh tersedot ke rongga perut untuk mengurai makanan. Tidak heran jika setelah makan kenyang, rasa kantuk akan segera menyergap yang membuat konsentrasinya menurun drastis. Tentu saja kondisi ini tidak baik kala anak mengikuti proses belajar mengajar. Bukan Cuma itu, kekenyangan juga bisa menggangu aktifitas anak yang cenderung membuautnya jadi lamban karena bergerak seidkit saja akan membuat perutnya sakit.
                Pakar gizi ini menegaskan, orang tua semestinya menyusun pola makan yang sehat bagi anak. Jadwalkan waktu makan utama sebanya 3 kali dalam sehari, dan diantara waktu makan makan tersebut terdapat waktu untuk menikmati makanan selingan. Dengan pola makan yang teratur, fungsi lambung diharapkan bisa optimal. Lambung jadi mampu “membiasakan” diri kapan mesti mengolah makanan dan kapan harus beristirahat.
                Itulah sebabnya, jika sudah rutin sarapan jam 7 pagi, maka dekat-dekat waktu tersebut bila belum makan perut akan lapar minta diisi. Sebetulnya, tukas Leane, pola makan yang baik sudah harus dibina sejak usia bayi. Di usia ini, ibu musti menyusui bayi pada jam-jam tertentu, ditambah pemberian makanan tambahan ketika saatnya sudah tiba.
                Kesalahan lain yang sudah mendarah daging adalah menganggap sarapan cukup sekedarnya sebagai “pengganjal” perut. Tak heran kalau banyak anak yang merasa cukup sarapan dengan meminum secangkir teh manis ditemani sepotong pisang goreng. Padahal sarapan sebetulnya adalah waktu makan utama di pagi hari, dengan demikian pilihan menu atau porsi dan kualitasnya harus sama dengan menu makan utama di siang dan malam hari. Energi dari sarapan hendaknya mencapai kecukupan 20-25% energi anak perhari atau sekitar 200-300 kalori/
                Tidak Cepat Lapar
                Leane mengungkapkan agar orang tua tidak sembarngan saat menyusun menu sarapan bagi sang buah hati, keseimbangan dan kecukupan gizinya harus diperhatikan, salah satunya kandungan karbohidrat yang berperan sebagai sumber kalori. Asupan karbohidrat inilah yang bisa di andalkan sebagai sumber energi cadangan dalam bentuk glikogen
                Setelah karbohidrat mengalami pengolahan dilambung, kadar gula darah akan naik, sayangnya kenaikan gula darah ini hanya bisa bertahan selama 2 jam saja tak heran jika hanya karbohidrat yang diutamakan, maka setelah beberapa saat anak merasa kenyang, ia lekas lapar kembali.
                Kendati demikian, lama tidaknya cadangan energi ini tersimpan di dalam tubuh dipengaruhi pula oleh beberpa faktor, salah satunya aktifitas, maka akan semakin banyak pula energi yang dikeluarkan. Contohnya, seporsi makan malam mungkin bisa bertahan hingga 10 jam selagi anak tidur, namun porsi yang sama hanya tahan beberapa jam saja jika sesudah makan anak lantas asyik main bola.
                Menurut Leane, kebutuhan karbohidrat dalam diri anak  sekitar 45%-55% dari seluruh kebutuhan kalori, adapun sumber karbohidrat antara lain tepung-tepungan, seperti beras, kentang, disamping buah dan sayur mayur. Dengan kata lain, asupan karbohidrat saja tidak cukup sehingga harus disertai asupan protein. Sekitar 50% dari asupan protein yang diubah menjadi gula darah akan mampu bertahan hingga 4 jam. Itu berarti penambahan protein bisa memperlama rasa kenyang dalam diri anak, sama halnya dengan sayur-sayuran atau buah-buahan yang kaya akan serat. Penguraian zat-zat makanan ini membutuhkan waktu lama, sehingga anak pun tak gampang lapar.
                Namun, jangan lupakan lemak yang berfungsi sebagai pelarut vitamin tertentu, pembentuk struktur pembentuk jaringan, sekaligus sumber energi yang efisien. Rendahnya asupan lemak antara lain dapat menyebabkan kurangnya asupan gizi dan perubahan warna kulit, meski hanya sedikit saja yang diubah menjadi gula darah, lemak berperan penting dalam memberi cita rasa pada makanan.
                Perhatikan juga vitamin dan mineral yang penting untung membantu kelangsungan pertumbuhan anak dengan menyediakan buah-buahan  dan sayuran, sementara susu maupun produk olahannya merupakan pangan terbaik sebagai pembawa kalsium dalam tubuh. Menaral dan kalsium sangat penting sebagai dasar pertumbuhan masa tulang dan gigi, tanpa kebiasaan minum susu yang baik dikhawatirkan kebutuhan kalsium anak tidak akan terpenuhi, ingat, kalsium tidak hanya dibutuhkan oleh bayi, tapi juga anak, orang dewasa, bahkan orang yang sudah tua sekalipun. Satu liter susu mengandung protein setara 4 butir telur.
                Sarapan Sehat Bergizi
                Agar anak tak gampang bosan dengan menu yang itu-itu saja, hendaknya orang tua rajin berkreasi membuat variasi hidangan. Keuntungan lain, anak menjadi terbiasa dengan aneka menu dan ragam bahan makanan yang berbeda. Jangan lupa takaran porsi, tatanan penyajian, maupun variasi warna dan cita rasa hendaknya disajikan sesuai dengan selera dan kondisi anak. Berikut beberapa contoh sederhana menu sarapan yang direkomendasikan kecukupan gizinya oleh Leane.
                Sepiring nasi goreng lengkap sengan telur mata sapi/ikan/ayam, ditambah irisan sawi, kemudian disajikan bersama secangkir teh manis atau susu. Mie goreng atau rebus lengkap dengan daging cincang/ayam suwir, bayam, yang disajikan bersama teh manis atau susu. Semangkuk bubur ayam, lengkap dengan telur rebus, ayam suwir, ati ampela goreng, cakue dan teh manis. Roti dua potong, dioles margarin ditambah taburan coklat atau disisipi sosis atau burger, sajikan bersama jus buah.

Komentar