Keluarga Sakinah Ditengah maraknya Perceraian






Upaya membangun keluarga sakinah, minimal harus ditunjang oleh keteladanan, cinta ilmu dan sistem yang islami, hanya rumah tangga yang sakinahlah yang dapat menjadi pondasi tangguh bagi berdirinya masyarakat dan bangsa yang beradab, maju, dan beriman.

                Besarnya angka perceraian di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir fenomenanya cenderung terus meningkat juga yang melakukan gugatan justru lebih banyak pihak istri.
                Dewasa ini, posisi suami tak selalu dominan dalam rumah tangga. Jika sedikit saja tak ada kecocokan, pihak istri bisa lebih cepat mengajukan perceraian. Bercerai, yang dibenarkan menurut agama Islam dan dibenci oleh Allah, itu kini dapat diperoleh seperti kebanyakan orang membeli kacang di warung.
                Belum lagi, tayangan infotaiment, ikut memberi peranan mendorong peningkatan angka perceraian di tanah air lantaran pasangan suami-istri usia muda meniru perilaku selebritis.
                Usia perkawinan lima tahun, sebanyak 80% bercerai karena terpengaruh tayangan tersebut, infotaiment, menurut laman wikipedia, dewasa ini menjadi istilah populer untuk berita ringan yang menghibur atau informasi hiburan.
                Istilah tersebut merupakan kependekan dari istilah Inggris Information-entertainment. Infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis dan memiliki ciri khas penyampaian yang unik. Melalui berita –kawin dan cerai- dalam infotainment, telah terjadi peningkatan angka perceraian.
                Setiap tahun tercatat 2 juta lebih pasangan nikah, sementara yang bercerai pada mencapai 350-400 ribu lebih pertahun. Angka tersebut diperoleh dari Badan Peradilan Agama, Mahkamah Agung RI.
                Resiko meningkatnya angka perceraian beragam ditengah masyarakat. Jika yang bersangkutan menjadi janda muda, akan meningkatkan kerawanan sosial seperti berpotensi mengganggu pria berumah tangga, anak yang ditinggalkan tak terurus dan bisa mendorong banyaknya orang melakukan nikah sirri.
                Nikah sirri, disebabkan pria berkehidupan mapan tergoda janda muda. Akibat nikah sirri pun beragam, anak yang bersangkutan tak tercatat dalam kartu keluarga (KK) karena tak punya akta kelahiran.
                Terkait dengan penyebab perceraian di tanah air dewasa ini, bahwa ada beberapa faktor, antara lain disebabkan adanya poligami, nikah dibawah umur, jarak usia suami istri terlalu jauh, perbedaan agama, karena kekrasan dalam rumah tangga.
                Termasuk pula disebabkan faktor tingkat atau jarak intlektual antara pasangan terlalu jauh, perbedaan sosial, faktor ekonomi, politik, ketidaksesuaian akibat keras kepala, perselingkuhan akibat orang ketiga, salah satu dipidana, cacat fisik permanen.
                Yang paling perceraian akibat faktor ekonomi dan ketidak cocokan pasangan dalam menjalankan kehidupan rumah tangga.
                Keluarga Sakinah
                Sejatinya salah satu tujuan orang berumah tangga adalah untuk mendapatkan sakinah atau ketenangan dan ketentraman. Telah menjadi sunatullah bahwa setiap orang yang memasuki pintu gerbang pernikahan akan memimpikan keluarga sakinah, merupakan pilar pembentukan masyarakat ideal yang dapat melahirkan keturunan soleh dan solehah.
                Di dalam keluarga tersebut ditemukan kehangatan, kasih sayang, kebahagiaan, dan ketenangan yang akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Namun tak mudah membangun keluarga semacam ini.
                Banyak pengorbanan dan proses yang panjang untuk mewujudkannya. Proses ini tidak hanya terbatas pada saat telah menikah saja, tetapi diawali pula dengan kesiapan tiap-tiap individu untuk mempersipkan ilmu, ekonomi, dan mental secara baik. Tak kalah pula ketepatan memilih calon pendamping.
                Setelah menikah, suami sebagai pemimpin keluarga, maupun istri atau ibu sebagai pendamping sang pemimpin harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Selain itu anakpun harus dilibatkan dalam memperjuangkannya.
                Anak-anak yang berkualitas hanya akan lahir dari keluarga yang berkualitas pula. Di sini, keluarga sakinah menjadi “sistem” terpenting untuk mewujudkan lahirnya anak-anak berkualitas tersebut.
                Di dalamnya terdapat nilai-nilai seperti cinta, tanggung jawab, saling menghormati, kebersamaan dan komunikasi yang baik.
                Keluarga yang dilandasi nilai-nilai tersebut akan menjadi tempat terbaik bagi anak-anak untuk dapat tumbuh dan kembang secara optimal.
                Upaya membangun keluarga sakinah, minimal harus ditunjang oleh keteladanan, cinta ilmu dan sistem yang Islami. Hanya rumah tangga sakinahlah yang dapat menjadi pondasi tangguh bagi berdirinya masyarakat dan bangsa yang beradab, maju, dan beriman.
                Keluarga sakinah disebut juga rumah tangga teladan yaitu rumah tangga yang didirikan di atas landasan taqwa. Dengan mengikuti Al-Qur’an dan sunnah serta menjadikannya sebagai dasar keputusan bagi suami istri dalam menghadapi segenap permasalahan
                Ciri-ciri rumah tangga teladan itu lapang dalam segala seginya, baik secara moral maupun material, yaitu jauh dari sikap boros dalam segala kehidupan.
                Rumah tangga teladan senantiasa memperhatikan kebersihan ruhani dan jasmani. Rumah tangga teladan berdiri di atas pondasi yang kuat berupa ketenangan, cinta dan kasih sayang jauh dari kebisingan dan keributan. Rumah tangga teladan senantiasa memberikan tempat tidur bagi anak-anaknya.
                Rumah tangga teladan adalah anggota-anggotanya saling bekerja sama dalam mengerjakan setiap pekerjaan. Rumah tangga teladan sangat memperhatikan pendidikan bagi anak-anaknya, baik pendidikan fisik, ruhani, akal dan masalah psikologis.
                Adapun teladan suami dan istri dijelaskan, Nabi Muhammad SAW sebagai suami dengan kewibawaan dan kharismanya tidak menjadi penghalang untuk bergurau dan bercanda.
                Nabi sering membantu pekerjaan istrinya dalam pekerjaan rumah tangga, senantiasa setia kepada istrinya, bijaksana sikapnya terhadap istrinya bersikap adil kepada itrinya dengan senantiasa menampakan senyum dengan kelembutan.
                Sosok suami teladan berkata jujur, pandai bergaul, bersikap santun, memelihara rahasia keluarganya dan selalu gagah dan tampan di depan istrinya.
                Istri teladan adalah istri yang senantiasa tampil dengan rapi dan bersih di depan suaminya dan senantiasa menjaga kebersihan. Istri teladan ialah wanita yang taat kepada Allah SWT dan menunaikan hak-hak suami, memelihara harta, mendidik anak-anak dan memelihara rahasia keluarga. Istri teladan senantiasa rela pemberian suami, baik seidkit maupun banyak.
                Istri teladan pandai mengatur urusan rumah tangga dan membelanjakan harta dengan sebaik-baiknya. Istri yang berakhlak baik, istri yang pandai bergaul dengan pihak keluarga suami, istri yang selalu menghormati perasaan suaminya, istri yang selalu mensyukuri kebaikan suaminya.
                Dalam mewujudkan keluarga sakinah, ujarnya, kecukupan materi bukan ukuran. Bisa saja seseorang sukses dalam karir namun gagal dalam membina rumah tangga. Namun sukses dalam karir dan rumah tangga menjadi salah satu indikator terbentuknya keluarga sakinah.
                Keluarga sakinah ikut menetukan terwujudnya masyarakat yang harmonis. Namun untuk mewujudkan masyarkat harmonis bukan satu-satunya ditentukan oleh keluarga-keluarga sakinah, tetapi juga iku ditentukan oleh sistem budaya, nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat.

Komentar