Meranatu sekian tahun di pulau orang membuatku kehilangan kamar di rumahku. Aku mempunyai lima adik, dan hanya ada empat kamar di dalam rumah, sebagai anak pertama aku harus mengalah, aku harus menyerahkan kamarku kepada mereka. Tiga dari keempat kamar itu sudah terisi penuh, satu untuk ibu bapakku, yang dua untuk kelima adikku. Mereka tidak selalu tidur di kamar, sebagian dari adikku lebih memilih tidur di depan TV atau ruang tamu. Masih ada satu kamar yang tak berpenghuni. GUdang ini, gudang bekas kamar pembantu.
"Bu, gudang itu untukku saja. Aku tidur di situ saja," pintaku pada Ibuku. Tak apalah, dari pada aku tak punya ruang pribadi, gudang ini tak buruk, hanya perlu sedikit renovasi.
"Lho kamu nggak apa apa kalau di situ ?" tanya ibu tak yakin.
"Iya nggak apa-apa bu, daripada nggak punya kamar pribadi. Aku kan perempuan, gak nyaman kalau tidurnya di sembarang tempat."
"Ya sudah nanti Ibu panggilkan tukang untuk merenovasinya."
Baiklah, aku akan segera memiliki kamar baru. Meskipun gudang, setidaknya dulu ruang itu pernah menjadi kamar. Kamar pembantu. Ya, dulu keluargaku memperkerjakan beberapa asisten rumah tangga, itu dulu, saat kondisi ekonomi kami masih jaya. Sekoarang semuanya sudah tak sama. Hidup benar-benar bagai roda, yang berputar sesuai poros milik Tuhan.
Kamar ini sangat kecil. Sebenarnya ini lebih cocok disebut bililk. Ya, bilik yang mungil. Dinding-dindingnya berwarna merah muda, kusam, penuh coretan. Pintunya terbuat dari kayu triplek, yang sudah tidak dapat di tutup rapat lagi karna engselnya telah rusak. langit-langitnya cukup tinggi, dengan asbes berwarna putih. Tidak buruk, ibu meletakkan satu dipan kecil di dalamnya, juga lemari yang tersambung dengan meja belajar yang sudah reot. kedua benda itu membuat kamar baruku semakin sempit.
Untukku yang lebih suka menyendiri. Kamar ini menjadi cukup nyaman, letaknya pun sangat strategis. Ruang yang sebelumnya kamar pembantu ini terletak di belakang bagian rumahku, bersebelahan dengan dapur dan juga sumur. Aku akan suka ini.
Aku mulai mengemasi barang-barangku, lalu memindahkannya ke kamar baruku, merapikan buku-buku di atas lemari belajar reotku. Malam ini malam pertamaku menempati kamar bekas pembantu.
Malam tiba, aku merebahkan tubuhku di atas dipan yang telah berlapis kasur kapuk, letih setelah seharian berkemas merpaikan kamar pasti akan membuatku tidur pulas. Tapi ternyata tidak begitu, aku sama sekali tak tertidur pulas malam itu.
"Mau kah kau mendengar ceritaku ?"
sebuah suara tiba-tiba mengagetkanku. Suara siapa itu ? itu bukan suara dari salah satu anggota keluargaku. Apa ada penyusup di kamar ini ? Oh, aku mulai panik, aku memeriksa kolong dipan, tak ada siapa-siapa, di luar kamar pun tak ada orang.
"Hahahaa. Aku ada di sini, kawan. Apa yang kau cari ? Aku di sekelilingmu, aku si merah jambu" Apa ???!! merah jambu ???
Bersambung ..........
Komentar
Posting Komentar